Banyak dari kita yang sudah terbiasa mengatakan bahwa "Ucapan adalah Doa". Ucapan yang baik adalah doa yang baik. Ucapan yang buruk juga demikian, akan menjadi doa yang buruk bagi pengucapnya.
Yang sering kita luput adalah saat berucap di depan orang lain. Mungkin kita bermaksud mendoakan kebaikan —melalui ucapan— kepada diri dan orang lain, akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya.
Suatu hari saya pernah mendengar percakapan diantara sekumpulan siswa SMA yang sedang mengikuti ujian saringan masuk sebuah universitas favorit. Selayaknya anak muda semangat mereka sangat menggebu yang terlihat dari pembicaraan yang mereka lakukan. Lebih kurang seperti ini seseorang diantara mereka memulai bercakap, "Bakal keren banget nih kalau gue keterima disini. Langsung bakal gue update status 'Duh, bingung nih mau pilih univ. A atau Univ. B ya?'. Hehe".
Beberapa teman yang lainnya terlihat ingin mengungkap hal yang senada dengan ucapan siswa tadi.
Namun, ketika saya melihat ke arah seorang diantara mereka ada ekspresi yang berbeda. Seorang anak yang tersenyum tapi terlihat kecut dan hanya terdiam membisu. Menjadikan saya penasaran apa yang membuatnya seperti itu.
Dikemudian waktu, saya mengetahui ternyata dia (sebut saja namanya Budi) adalah satu-satunya anak di kerumunan itu yang belum mendapat tempat untuk melanjutkan studinya (baca: universitas).
Beberapa minggu setelah itu, hasil seleksi ujian masuk tersebut di umumkan berdasarkan informasi yang saya dapatkan diantara teman-temannya hanya Budi yang lolos seleksi.
Alhamdulillah, semoga Allah Swt melancarkannya ditahap-tahap berikutnya.
Kisah di atas sangat membekas dalam diri saya, entah seberapa sering diri ini berkata, berdoa maupun berperilaku yang sebenarnya membuat potensi terkabulnya doa kita semakin menghilang. Karena doa kita tak mangandung kebaikan untuk orang lain—hanya mendoakan diri sendiri.
Kita tanpa sadar berucap kepada sahabat kita,
"Besok kalau gue punya usaha, lu kerja ama gue ya. Haha".
"Nanti kalau aku udah kaya, boleh lah kamu jadi anak buahku".
Kata-kata tersebut adalah doa, tapi doa untuk diri sendiri. Doa yang dapat menyakitkan hati orang lain.
Alangkah baiknya jika kita berkata sesuatu yang baik, tidak hanya untuk diri sendiri akan tetapi juga baik untuk orang lain.
Semoga Allah selalu memperbaiki diri kita.
Aamiin.
Waalohu 'alam.
Komentar
Posting Komentar