Bag.2 - Belajar Kepemimpinan melalui Sholat Berjamaah

Bag.2 - Belajar Kepemimpinan melalui Sholat Berjamaah


Dalam postingan sebelumnya kita udah belajar 5 kriteria memilih pemimpin dengan bercermin pada kriteria keafdholan seorang imam sholat. Pada kesempatan ini, mari kita simak lanjutannya..

6. Orang yang paling baik nasabnya.


hirarki (https://pixabay.com)


Agar mendapat keafdholan sholat berjamaah, hendaknya imam adalah siapa diantara jamaah yang nasabnya paling baik. Secara sederhana nasab bermakan keturunan. Kriteria ini digunakan setelah kriteria 1 sampai dengan 5 telah diaplikasikan dan masih ada beberapa calon imam. Misalnya ketika ada calon yang sama-sama kuat dan dihadapkan pada pilihan antara anak kiai dengan anak pedagang maka disarankan untuk memilih anak kiai.

7. Orang yang paling baik perjalanan hidupnya.

street (https://static.pexels.com/)

Kriteria selanjutnya adalah dalam memilih imam ataupun pemimpin disarankan menggunakan indikator shiroh (perjalanan hidup) atau yang bisa juga diistilahkan orang yang paling sedikit "catatan kriminal"nya.

8. Orang yang paling baik dzikirnya.

Tasbih (https://wikimedia.org/)

Orang yang dzikirnya paling:
- rajin;
- banyak;
- sering;
- variatif;
dapat kita jadikan indikator selanjutnya dalam memilih seorang imam, baik imam sholat  maupun imam dalam arti pemimpin dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua mafhum bahwa orang yang banyak dzikrinya berarti ia banyak mengingat Penciptanya, nah jika urusan organisasi, pemerintahan dan sebagainya kita serahkan pada orang yang "hobi" dzikir insya allah semua urusan bakal dimudahkan oleh Allah Swt.

9. Orang yang paling bersih penampilannya.

https://en.wikipedia.org/wiki/Malayisation

Sebagian kita sering mendengar frasa "Jangan menilai buku dari sampulnya", namun dalam hal ini dapat kita abaikan sejenak. Sekiranya dari 8 kriteria diatas telah terlampaui semua , kini pembanding yang dapat digunakan untuk memilih seorang imam adalah kebersihan badan dan pakaiannya. 
Ingat ya, kriteria ini baru boleh dipakai setelah mengomparasikan 8 kriteria sebelumnya pada calon-calon yang ada. 

10. Orang yang paling bagus suaranya.

Santri (https://pixabay.com)

Perlu diperhatikan bahwa bagus bacaan quran berbeda dengan bagus suaranya. Bacaan merujuk pada bagaimana seseorang menguasai tajwid, makhroj dan sebagainya. Sedangkan suara lebih berfokus pada lagu, intonasi, cengkok dan sebagainya ketika membaca bacaan dalam sholat.
Bisa jadi suara bang ariel lebih bagus dari pada suara mas bejo, tapi karena bacaan mas bejo lebih bagus maka didahulukan mas bejo utk menjadi imam. Kemudian jika kondisinya berbeda misalnya, bacaan keduanya sama-sama bagus, maka barulah kriteria mengenai suara ini yang dipakai. 
Jika dikaitkan maka kriteria ini dapat dikiaskan bahwa boleh jadi seorang pemimpin orasi/pidatonya (lihat kriteria 2) baik dari sisi materi atau bahan yang disampaikan akan tetapi tidak selalu dalam penyampaiannya memperhatikan aspek diluar hal tersebut.

11. Orang yang paling bagus tampangnya.

https://pixabay.com/static/uploads/photo/2013/07/13/12/34/kid-159871_960_720.png

Kriteria ini mirip dengan kriteria no. 9 bedanya kriteria ini bawaan lahir. Alhamdulillah, kriteria ini berada diurutan terakhir. hehe :D
Jangan lupa ya kriteria ini baru boleh dipakai setelah dari kesekian kriteria masih ditemukan calon-calon imam atau pemimpin yang "sama kuat"nya (red: memenuhi semua kualifikasi diatas).

***

Nah, kiranya itulah 11 kriteria ketika hendak menentukan IMAM dalam sholat, tentunya ketika akan mengaplikasikannya ke dalam pemilihan pemimpin harus dikonversikan terlebih dahulu agar sesuai dengan ranahnya. 

Setiap kita adalah pemimpin, jadi bisa juga aspek-aspek diatas kita terapkan pada diri sendiri agar menjadi training untuk menjadi pemimpin yang baik dan ideal. Yang perlu diingat juga adalah ketika hendak menerapkannya pada diri sendiri harus memulai dari kriteria yang pertama yakni kompetensi. Tidak patut rasanya apabila kita ingin menjadi pemimpin yang baik kita malah mendahulukan kriteria yang akhir-akhir dan mengacuhkan kriteria yang utama seperti mendahulukan penampilan dari pada kompetensi dalam bentuk kesalehan.

Sekian..
Wallohu 'Alam.

Komentar