Inspirasi dan Istiqomah

#30DWC #Hari-27

Final Tes 3 - INSPIRASI

Inspirasi dan Istiqomah

Ketika memutuskan untuk ikut 30 Day Writing Challange ini mulanya terdapat keraguan dalam hati, akankah mampu menulis dan continue (istiqomah) selama jangka waktu tersebut. Akan tetapi salah satu yang membuat saya tetap menulis adalah niat atau alasan saat pertama kali mendaftar. Mungkin terdengar naif tapi terbukti selalu dapat "menggetarkan" koklea dalam telinga ketika rasa malas menghampiri atau inspirasi yang tak kunjung datang. Alasan yang saya sodorkan kepada Mas Rezky Firmansyah waktu pertama kali mendaftar adalah 

"Pingin (belajar) mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari 1000 karomah" 

Yap, sudah masyhur dalam keseharian kita bahwa karomah merupakan sesuatu yang biasanya diberikan oleh Allah kepada para wali-Nya. Bayangkan satu karomah saja pastinya sangat dahsyat apalagi jika kita bisa mendapatkan 1000 kalinya dan bahkan lebih baik dari itu. 

Nah, kemudian yang menjadi masalah tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengusahakannya. Percuma jika apa yang dikatakan dipermulaan hanya sekadar manis diawal. Pertanyaan 1 juta dolarnya adalah Bagaimana caranya menemukan inspirasi dimanapun dan kapanpun agar sesuatu yang dalam bahasa sunda disebut sebagai langgeng ini bisa didapatkan?.

Izinkan saya berbagi beberapa tips sehingga mampu bertahan dan dengan izin Allah serta dukungan rekan-rekan, tidak ada satu haripun yang bolong sampai dengan hari ke-27 ini.

1. Jangan Malas "ngecharge"

Tidak dapat dipungkiri bahwa membaca merupakan amunisi bagi para penulis. Kalau boleh saya ibaratkan saat kita membaca itu seperti halnya senter. Senter ini adalah penulis dan tulisan sebagai cahaya yang bermanfaat bagi para pembaca. Senter jika tidak mempunyai atau kurang daya, fungsinya tidak akan maksimal. Jadi secara rutin penulis harus "ngecharge" dengan cara membaca, jangan pernah malas untuk "ngecharge"agar daya yang dimiliki dapat berguna secara utuh serta dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.

2. Just Write It

Ketika inspirasi datang, segeralah tulis jangan sibuk mengkritisi karena bisa jadi inspirasi tersebut tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Setelah tulisan jadi baru boleh kita edit-edit atau mau dikritisi supaya tulisan bisa lebih berbobot. Nah, Ada satu lagi nih tips yang berkaitan dengan Just Write It. Terkadang ketika ide datang, kondisi atau situasi tidak memungkinkan untuk menulis hingga selesai (red: tulisan utuh). Misalnya saat kita sedang kuliah kemudian teringat satu kisah menarik untuk ditulis, cara terbaik agar materi tulisan itu tidak "kabur" adalah dengan menuliskan keyword yang berupa kata kerja. Jadi saat kisah tentang sahabat yang dahulu tidak pernah mendirikan sholat lalu kemudian sekarang sudah sukses dan malah tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah cukup kita tulis "Meninggalkan Sholat". Media untuk menulisnya dapat berupa kertas atau catatan yang memang sudah kita siapkan. 

3. Keluar

Kejenuhan adalah sebuah keniscayaan. Ketika merasa sudah pada level stuck kenapa tidak mencoba untuk keluar dari zona yang sekarang. Biasanya menulis hanya didalam kamar atau diperpustakaan, sesekali pergilah ke tempat-tempat yang baru seperti Taman atau bahkan TPU. #haha. Tapi saya serius loh, dari tempat-tempat tersebut banyak sekali inspirasi atau ide-ide yang jarang kita duga.

4. Kembali pada Niat

Sedikit banyak niat sangat membantu kita untuk tetap ajeg atau lumintu (bahasa jawanya istiqomah). 

Mengembalikan semua kepada niat juga dapat memicu timbulnya inspirasi dimanapun dan kapanpun. Bisa jadi karena tujuan kita -menulis- sudah tidak sesuai dengan niat awal, Tuhan semacam menghold inspirasi untuk hadir dalam pikiran kita. Kemudian ada nilai plus lain ketika semua kita kembalikan pada niat yakni dapat pula menjaga tulisan kita agar tetap berbobot dan tidak asal-asalan.

Oke mungkin cukup sekian dulu, semoga bermanfaat.