Alasan-alasan

#30DWC17

Alasan-alasan

"Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari, danapabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari"
–Ibnu 'Umar–
Bagi sebagian orang menunda menjadi suatu hal yang benar ketika mereka mampu menyediakan pendukung bagi kebiasaan yang satu ini. Lalu, siapa atau apakah pendukung tersebut? Tidak lain, tidak bukan adalah alasan-alasan yang selalu kita ciptakan. Terkadang alasan-alasan itu konyol dan kita sadar akan itu. Namun, karena nikmatnya menunda telah menutup mata kita semua jadi terkesan sah-sah saja.
Dalam Bahasa inggris alasan disebut juga dengan excuse.
Tahukah kalian excuse berasal dari dua kata latin yakni ex yang berarti "pergi dari" dan causa "tuduhan". (SAMB, 60) Jadi excuse dapat diartikan sebagai alat bagi kita untuk "pergi dari tuduhan". Alat yang digunakan bisa bermacam-macam bisa benda mati ataupun—yang paling sering— orang didekat kita.
Ada cerita menarik dari seorang guru les privat mengenai anak muridnya. Muridnya sangat suka mencari-cari alasan yang tujuannya—apalagi kalau bukan— untuk menunda tugas dan waktu belajar.
Malam itu, mereka harus menyelesaikan tugas untuk beberapa mata pelajaran. Murid berujar pada gurunya untuk menuliskan jawaban dari hasil pembahasan dari tugas-tugas tersebut "seadanya" saja, tanpa penjelasan panjang dan lebar katanya untuk menghemat waktu.
Sekilas ini terlibat benar hingga kemudian si murid salah menulis dan mencoba menghapus tulisan tersebut dengan Correction Pen. Dengan santainya berkata, "Nunggu kering dulu ya, Pak". Dan kembali bermain dengan ponsel genggamnya.
Dalam hatinya, Si guru terpingkal melihat kejadian itu.
Menunda membutuhkan alasan-alasan untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam diri kita. Tak usah sibuk mencari alasan, cukup lakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan sekarang. Iya, sekarang.
Wallohu 'alam.

Komentar